HADITS KETIGAPULUH SEMBILAN
عَنِ ابْنِ عَبَّاس رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عليه وسلم قَالَ : إِنَّ اللهَ تَجَاوَزَ لِيْ عَنْ أُمَّتِي : الْخَطَأُ وَالنِّسْيَانُ وَمَا اسْتُكْرِهُوا عَلَيْهِ
[حديث حسن رواه ابن ماجة والبيهقي وغيرهما]
Terjemah hadits / ترجمة الحديث :
Dari Ibnu Abbas radiallahuanhuma : Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : “Sesungguhnya Allah ta’ala memafkan umatku karena aku (disebabkan beberapa hal) : Kesalahan, lupa dan segala sesuatu yang dipaksa“
(Hadits hasan diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Baihaqi dan lainnya)
Hadist ini menjelaskan betapa luasnya rahmat Allah kepada kita. kita sebagai hambanya selalu diberi kemudahan oleh Allah, dan tidaklah Allah menurunkan sebuah cobaan kepada hamba melainkan sesuai kesanggupannya. sebagaimana apa yang tampak dan apa yang disembunyikan maka semua Allah akan hisab.
Sehingga ada kaitanya dengan ayat berikut :
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir”. [Qs. Al-Baqarah 286]
Dan perlu kita ketahui diantara watak dari kaum bani isroil adalah :
- mereka kaum Yahudi tidaklah pernah ridho dengan kita umat Islam sampai kita mau melepaskan agama kita.
- Orang Yahudi selalu menyembunyikan kebenaran
- Tokoh agama Yahudi sangat sulit menerima kebenaran Islam
Silahkan Merujuk [Kesini]
KISAH SAHABAT NABI
- MUAWIYAH BIN HAKAM AS-SULAMI rodhiyallahu’anhu
disebutkan dalam suatu riwayat dari Muawiyah bin al-Hakam as-Sulami, “Aku dan para shahabat sholat bersama Rasulullah. Tiba-tiba ada seseorang dari jamaah yang bersin. Lantas kukatakan: “Yarhamukallah!” Maka kudapati semua mata mengarahkan pandangannya padaku. Kukatakan: ”Ada apa dengan kalian ini”? Ketika mereka melihatku berbicara dalam sholat, mereka memukulkan tangannya pada paha-paha merekapun (sebagai isyarat untuk diam). Tatkala mereka tampak diam tanpa bicara, maka aku pun diam.
Setelah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam selesai shalat, maka kudapati tak ada seorang pengajarpun yang lebih baik daripada beliau. Ayah ibuku sebagai jaminan, beliau tidak menghardik, memukul atau mencelaku. Bahkan dengan sabar beliau katakan: “Kita sedang shalat, padanya tidak boleh ada perkataan manusia. Sesungguhnya dalam sholat hanyalah untuk bertasbih, bertakbir dan bacaan al-Qur’an”.(Diriwayatkan oleh Muslim dalam shahihnya).
Pada kisah berikut sahabat nabi ini telah mengetahui ilmu tentang ketika orang bersin maka dia ucapkan Alhamdulillah maka yang mendengar mengucapkan Yarhamakullah.
Seperti yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,
“Sesungguhnya Allah menyukai bersin dan benci terhadap menguap. Maka apabila ia bersin, hendaklah ia memuji Allah (dengan mengucapkan ‘Alhamdullillah’). Dan merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang mendengarnya untuk mendoakannya. Adapun menguap, maka ia berasal dari setan. Hendaklah setiap muslim berusaha untuk menahannya sebisa mungkin, dan apabila mengeluarkan suara ‘ha’, maka saat itu setan menertawakannya.” (HR Bukhari)
Tentu, sang Muawiyah ibn Al-Hakam ini belum mengetahui bahwa berbicara dalam sholat tidak boleh. maka Apakah kita katakan Berdosa ?
Na’am jawabanya tidak, sebab ia belum mengetahui keilmuan nya dan seseorang yang belum mengetahui, lupa serta paksaan maka ia tidak dikenakan Dosa
- AMAR BIN YASIR
Siksaan dan rintangan yang dilancarkan oleh orang-orang kafir Quraisy kepada keluarga Ammar bin Yasir rodhiallohu anhu bertubi-tubi, sehingga Nabi Muhammad sholallohu alaihi wasallam ketika melewati mereka yang sedang disiksa merasa sedih dan tidak memiliki kekuatan untuk menolongnya. Rosululloh sholallohu alaihi wasallam pun mengabarkan kepada Ammar bin Yasir rodhiallohu anhu dan keluarganya dengan bersabda:
صَبْرًا يَا آلَ يَاسِرٍ فَإِنَّ مَوْعِدَكُمُ الْجَنَّةُ
“Bersabar wahai Keluarga Yasir, sesungguhnya surga adalah tempat kembali kalian.”
Dikisahkan oleh Amr bin Maimun rodhiallohu anhu: orang-orang musyrikin menyiksa Ammar bin Yasir rodhiallohu anhu dengan api yang menyala-nyala. Di pertengahan kejadian itu, Nabi Muhammad sholallohu alaihi wasallam melawatinya, beliau mengusap kepalanya denga tangan, dan berdoa:
يَا نَارُ كُونِيْ بَرْداً وَسَلاَماً عَلَى عَمَّارٍ كَمَا كُنْتِ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ
“Wahai api, jadilah engkau dingin dan menyelamatkan pada Ammar, sebagaimana dahulu engkau (bersikap) pada Ibrohim.”
Sabar dalam memegang kebenaran sangat sulit, akan tetapi pahala yang dijanjikan bagi orang yang sabar jauh lebih besar dan berharga, sehingga rintangan yang menghalangi keimanan seakan tak menyakitkan. Kalau kita amati dan cermati, sungguh keluarga Ammar bin Yasir rodhiallohu anhu mendapatkan anugerah besar yang berupa surga, dengan bersabar dari rintangan kaum Musyrikin selama di Makkah sebelum hijrah ke Madinah, subhanalloh.. , semoga kesabaran keluarga Ammar bin Yasir rodhiallohu anhu menjadi teladan dalam kehidupan kita semua, amin, Wallohu ta’ala a’lam….
Amar bin Yasir mengingkari dengan mengatakan bahwa ia mengingkari tuhan muhammad dan ia mengimani tuhan orang kafir namun hanya dilisan dan hatinya tidak beriman. Maka hal ini kita katakan yasir tidaklah berdosa sebagaimana setelah Yasir menangis dan menuju kerosulullah maka beliau katakan yasir belum kafir..
FAIDAH HADIST :
- Luasnya Rahmat Allah dan Maha Lembutnya Allah Subhanahu wa ta’ala
- Semua Keharaman dalam ibadah karena Kebodohan, Lupa serta paksaan maka Allah ampuni sedangkan
- Jika bberkaitan dengan sesama makhluk maka harus dimintakan maaf darinya.