اللَّهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ لَهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
“Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia (pula) yang menyempitkan baginya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu” (Al-‘Ankabuut: 62)
Tidak ada rezeki yang tertukar, tidak ada rezeki yang melebihi apa yang sudah digariskan Allah bahkan sebaliknya tidak ada pula rezeki yang dikurangi, semua sudah memiliki takaran masing-masing, jangan pernah mengeluh dengan apa yang didapat hari ini, dan jangan merasa diri kita terhinakan dengan sedikitnya rezeki yang diperoleh, karena semua itu akan menjauhkan diri manusia dari rasa syukur kepada Allah, hal ini sebagaimana difirmankan Allah di dalam surat al-Fajr :
فَأَمَّا الْإِنْسَانُ إِذَا مَا ابْتَلَاهُ رَبُّهُ فَأَكْرَمَهُ وَنَعَّمَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَكْرَمَنِ . وَأَمَّا إِذَا مَا ابْتَلَاهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَهَانَنِ . كَلَّا بَلْ لَا تُكْرِمُونَ الْيَتِيمَ
“Maka, adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu memuliakannya, dan memberinya kesenangan, maka ia berkata, ‘Tuhanku telah memuliakanku’. Dan apabila Tuhan mengujinya lalu membatasi rezekinya, maka ia berkata, ‘Tuhanku menghinaku’. Sekali-kali tidak! Bahkan kamu tidak memuliakan anak yatim.” (QS. Al-Fajr: 15-17)
ayat di atas memberikan gambaran bagaimana manusia menyikapi apa yang sudah Allah berikan kepada hambanya, mengeluh merupakan tonggak awal terjadinya kufur nikmat pada jiwa seorang manuia, yang akan berimbas kepada iri, dengki dan ketidakpuasan kepada apa yang diperolehnya, yang ujung-ujungnya menghalalkan segala cara untuk memuaskan apa yang dianggapnya kurang.
Dengan demikian tidak ada jalan dengan penyakit ini kecuali banyak beristigfar dan banyak bermuhasabah diri dengan merenungi apa yang sudah Allah berikan kepada kita, pandanglah kebawah untuk urusan dunia, karena itu akan menyadarkan diri, melunturkan kesombongan dan menentramkan hati, masih banyak dibawah kita yang tidak diberikan nikmat sebaik kita hari ini, sedangkan untuk urusan akhirat cobalah pandang keatas, karena ibadah yang kita lakukan belumlah sebaik yang mereka lakukan sehingga memacu kita untuk senantiasa meningkatkan kwalitas ibadah kita kepada Allah, yakin kan dalam hati bahwa apa yang kita peroleh hari ini adalah ukuran terbaik yang Allah tetapkan untuk kita, Rezeki tidak akan dikurangi atau dilebihkan karena Allah lebih tau APA YANG KITA BUTUHKAN DARI PADA APA YANG KITA PINTA
0 Comments:
Posting Komentar
Biasakan berkomentar dengan ilmu bukan dengan hawa nafsu