Rabu, 28 Oktober 2020


خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيهِ أُدْخِلَ الْجَنَّةَ وَفِيهِ أُخْرِجَ مِنْهَا وَلاَ تَقُومُ السَّاعَةُ إِلاَّ فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ.”

“Sebaik-baik hari dimana matahari terbit di saat itu adalah hari Jum’at. Pada hari ini Adam diciptakan, hari ketika ia dimasukan ke dalam Surga dan hari ketika ia dikeluarkan dari Surga. Dan hari Kiamat tidak akan terjadi kecuali pada hari Jum’at.”[1]

Al-hamdulillahwasyukurillah  hari ini Allah masih megikat kita  dalama gamanya yang qoyyim, masih mempersatukan kita  dalam iman dan Islam, karena kebutuhan terbesar  seorang hamba di dunia ini adalah selalu ditetapkan berada di dalam hidayahNya, dengan hidayah seseorang akan terjaga dari kekufuran kepada rabb.

Banyak manusia yang tergelincir kedalam kubangan lumpur kemaksiatan kepada Allah kubangan kekufuran kepada Allah karena jauhnya mereka dari hidayah Allah, hidayah merupakan bagian terbesar dalam keimanan seorang muslim. Tidak ada yang bisa menjamin hidayah seseorang, tidak ada yang dapat menjaga hidayah pada dirinya selain Allah Subhanahu wata ala, oleh karena itu kita disunnahkan untu kselalu membaca doa :

يامقلب القلوب ثبت قلبي على دينك

Allah subhanahu watala Sebagai pemegang hati hambanya, memiliki hak mutlak terhadap makhluq karena keadilannya, Rabb yang tiada illah kecua Allah, yang pantas untuk disembah dan diibadahi tanpa sekutu padaNya, Salawat dan salam kita haturkan kepada junjungan nabi besar Kita Muhammad sallahu alaihi wasalam, yang berkat ajaran dan agama yang dibawanya kita masih bisa merasakan begitu indahnya beraqidah yang benar, beribadah yang baik yang dapat menyelaraskan antara hati dan qodrat insani, agama fitrah bagi manusia yang hanya mengakui satu Tuhan di alam semesta ini, agama yang senantiasa mengajarkan kepada amar a’ruf nahi mungkar.


Tidak ada nabi setelah Muhammad sallahu alaihi wasaalam, karena belaiulah nabi akhir zaman yang sudah digariskan taqdirnya bagi alam ini, yang sudah terpercaya akhlaqnya bagi muslimin maupun kafirin sehingga beliau layak mendapatkan gelar al-amin, manusia sempurna yang memiliki akhlaq terpercaya,  menjadi suritauladan yang sudah mendapatkan legalitas dari Rabbul’alamin.

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu uswatun hasanah (suri teladan yang baik) bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” [QS. Al-Ahzaab: 21].

 

وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ

Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. [Q.S. Al-Qalam: 4]. (Kamu yang dimaksud pada ayat ini adalah Rasulullah SAW).

 

 

Hari jum’at merupakan hari yang dimuliakan oleh Allah ,  di dalam hadist nabi sallahu ‘alaihi wasalam bersabda  :

 خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيهِ أُدْخِلَ الْجَنَّةَ وَفِيهِ أُخْرِجَ مِنْهَا وَلاَ تَقُومُ السَّاعَةُ إِلاَّ فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ.”

“Sebaik-baik hari dimana matahari terbit di saat itu adalah hari Jum’at. Pada hari ini Adam diciptakan, hari ketika ia dimasukan ke dalam Surga dan hari ketika ia dikeluarkan dari Surga. Dan hari Kiamat tidak akan terjadi kecuali pada hari Jum’at.”[1]

Kemulian hari jum’at ini banyak diselewengkan oleh orang-orang tak bertanggung jawab, sehingga menjadikan hari jum’at sebagai hari yang penuh kehawatiran, penuh dengan mistis dan penuh dengan tahayul-tahayul yang berkembang dalam masyarakat, banyak larangan-larangan yang dinisbatkan kepada hari ini yang tidak sesuai dengan syariah yang benar,  pemikiran ini akhirnya berkembang subur dalam masyarakat sehingga penyakit TBC, ( Tahayul, Bid’ah dan Churofat) menjadi bagian lain dalam syariat islam, padahal sudah jelas di dalam al-qur’an telah disebutkan bahwa :

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا “…

 

Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu …” [Al-Maa-idah: 3]

 

Kesempurnaan agama islam itu tidak butuh disempurnakan dengan tahayul dan bid’ah serta khurofat yang tidak ada landasan dalilnya dari qur’an dan sunnah serta aqwalul shohabah wa ulama, oleh karenanya hilangkan tahayul dan imej negative dari malam jum’at,karena sebenarnya di hari jum’at ini banyak pahala dan kemuliaan yang Allah berikan kepada kita, sehingga tidak alasan bagi kita untuk menjadikan hari jum’at sebagai malampenuh ke angkeran, diantara kemuliaan hari jumat adalah :

1.       Kewajiban Shalat Jumat

Kewajiban shalat Jumat paling ditekankan karena padanya terdapat beberapa keutamaan, seperti silaturahmi,doa,dzikir dan lain-lain,sakin mulianya melaksanakan shalat jum’at Nabi Muhammmad sallahu alaihi wasalam bersabda :

 

مَنْ تَرَكَ ثَلَاثَ جُمَعٍ تَهَاوُنًا بِهَا طَبَعَ اللَّهُ عَلَى قَلْبِهِ

“Barangsiapa yang meninggalkan shalat jum’at tiga kali karena meremehkannya, maka Allah akan kunci hatinya” (HR. Abu Daud no.1052, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abu Daud).

 

2. Waktu Mustajab Untuk Berdo’a

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi wa Salam bersabda,

 

فِيهِ سَاعَةٌ لاَ يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ وَهُوَ يُصَلِّى يَسْأَلُ اللَّهَ شَيْئًا إِلاَّ أَعْطَاهُ إِيَّاهُ

"Pada Hari itu terdapat satu waktu yang tidaklah seorang hamba muslim salat berdoa memohon kebaikan kepada Allah bertepatan pada saat itu, melainkan Dia akan mengabulkannya." Lalu Beliau mengisyaratkan dengan tangannya, -yang kami pahami- untuk menunjukkan masanya yang tidak lama (sangat singkat)." (HR. Al-Bukhari No. 893 dan Muslim No. 852)

 

 

 

 

 

Ibnul Qayyim berkata setelah menyebutkan adanya perselisihan tentang penentuan spesifikasi waktu ini, “Pendapat-pendapat yang paling rajih (kuat) adalah dua pendapat yang keduanya terkandung di dalam sebuah hadits yang tsabit (shahih). Yaitu, pendapat pertama, bahwasanya (waktu ijabah) mulai dari duduknya imam hingga ditunaikannya salat, sebagaimana dalam hadits Ibnu Umar bahwasanya Nabi Shallallahu alaihi wa Salam bersabda,

“(waktu ijabah tersebut) yaitu di antara duduknya imam sampai ditunaikannya salat.” (HR Muslim).

Pendapat kedua, yaitu setelah waktu Ashar. Dan ini adalah dua pendapat yang paling kuat. (Zaadul Maad I/389-390).

 

3.    Keutamaan Membaca Surat Al-Kahfi pada Hari Jum’at

 

مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ فِيمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْبَيْتِ الْعَتِيقِ

Barangsiapa yang membaca surat Al Kahfi pada malam Jum’at, dia akan disinari cahaya antara dia dan Ka’bah.” (HR. Ad Darimi. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih sebagaimana dalam Shohihul Jami’ no. 6471

4.    Hari Jumat Adalah Hari Penghapus dosa

Dari Salman beliau berkata, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa Salam bersabda,

 

إِلاَّ غُفِرَ لهُ ما بَيْنَه وبيْنَ الجُمُعَةِ الأخرَى » رواه البخاري……

”Tidaklah seorang hamba mandi pada hari Jumat dan bersuci dengan sebaik-baik bersuci, lalu ia meminyaki rambutnya atau berparfum dengan minyak wangi, kemudian ia keluar (menunaikan shalat Jumat) dan tidak memisahkan antara dua orang (yang duduk), kemudian ia melakukan shalat apa yang diwajibkan atasnya dan ia diam ketika Imam berkhutbah, melainkan segala dosanya akan diampuni antara hari Jumat ini dengan Jumat lainnya.” (HR Bukhari).

 

Namun kesadaran masyarakat mengenai ini sangatlah rendah,sehingga masih kita dapatkan ketika sholat jum’at masih banyak diantara kita yang masih sibuk dengan dunianya, sibuk dengan urusan pekerjaannya, dan masih sibuk dengan keasikannya bermain games, bukan anak kecil, yang melakukan ini, justru para mukallafina bisyari’ah, atau orang-orang yang sudah bisa mempertanggung jawabkan hukum syariatanya, bagaimana akan mendapat ampunan dosa sebagaimana disebutkan di dalam hadist apabila bila perkara yang dilakukan ketika jum’at seperti ini, jangan jadikan ibadah jum’at anda sia-sia tanpa pahala dari Allah sebagaimana dijanjikan di dalam hadist di atas

 

5.    Keutamaan Shalawat pada Hari Jum’at

 

أَكْثِرُوا عَلَىَّ مِنَ الصَّلاَةِ فِى كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ فَإِنَّ صَلاَةَ أُمَّتِى تُعْرَضُ عَلَىَّ فِى كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ ،

 فَمَنْ كَانَ أَكْثَرَهُمْ عَلَىَّ صَلاَةً كَانَ أَقْرَبَهُمْ مِنِّى مَنْزِلَةً

“Perbanyaklah shalawat kepadaku pada setiap Jum’at. Karena shalawat umatku akan diperlihatkan padaku pada setiap Jum’at. Barangsiapa yang banyak bershalawat kepadaku, dialah yang paling dekat denganku pada hari kiamat nanti.” (HR. Baihaqi dalam Sunan Al Kubro. Hadits ini hasan ligoirihi –yaitu hasan dilihat dari jalur lainnya-).

 

 

 

 

 

 

 

6.    Shodaqoh Di Hari Jumat Lebih Utama Dibanding Hari Lainnya

Ibnul Qayyim Rahimahullah berkata tentang keutamaan hari Jum’at, “Bahwasanya sedekah di hari Jum’at dibandingkan semua hari dalam sepekan seperti sedekah di bulan Ramadhan dibandingkan bulan-bulan selainnya.”

 

وَلَمْ تَطْلُعِ الشَّمْسُ وَلَمْ تَغْرُبْ مِنْ يَوْمٍ أَعْظَمُ مِنْ يَوْمِ اْلُجُمُعَةِ وَالصَّدَقَةُ فِيْهِ أَعْظَمُ مِنْ سَائِرِ اْلاَيَّامِ.

 

Dan tidak ada matahari yang terbit dan terbenam pada suatu hari yang lebih utama dibanding hari Jumat. Bersedekan pada hari Jumat lebih besar pahalanya daripada semua hari lainnya.

 


Senin, 19 Oktober 2020

 Kalimat "Jika" Adalah Sebuah kalimat yang menggambarkan sebuah angan dan harapan kuat akan sesesuatu,  namun sayangnya kalimat tersebut "terkadang" dijadikan sandaran untuk mengulang sebuah kejadian,  ya..... Jika antum tak baca tulisan ini mungkin antum tidak berfikir sejauh ini bukan?. 

Namun cobalah


sekarang kita gunakan kalimat ini untuk mengukur seberapa besarkah keimanan kita,  JIKA Allah memberikan aroma tidak sedap atau benjolan besar di wajah kita ketika kita melakukan maksiat kepada Allah atau ketika kita mengulur ngulur waktu sholat seperti sekarang ini, kira kira seberapa banyak benjolan di wajah kita sekarang ini bahkan sudah sebau apakah aroma kita hari ini. 

Dan bagaimana pula JIKA Allah memberikan hadiah besar atau uang yang banyak jika seorang hamba melaksanakan ketaatan kepada Allah,  sudah seberapa banyak kah harta kita? 

Allah Maha Adil dan Maha Mengetahui apa yang hamba lakukan,  makanya Allah tidak menghukum anda ketika berbuat maksiat kepadanya,  bahkan Allah menghiasi maksiat itu dengan kenikmatan yang meninabobokan pelakunya,  hingga akhirnya Allah cabut rahmat dan barokah itu darinya dan itulah "istidroj",  

فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّىٰ إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ


Artinya:

"Maka Tatkala Mereka Melupakan Peringatan yang telah diberikan kepada mereka,  

 KAMI pun Membukakan Semua Pintu-Pintu Kesenangan Untuk Mereka;  

 Sehingga apabila Mereka Bergembira 

Dengan Apa yang Telah Diberikan 

Kepada Mereka, KAMI Siksa Mereka 

Dengan Sekonyong-Konyong, 

maka ketika itu mereka terdiam berputus asa."

(QS. AL-'AN'ĀM : 44 )

Ikhwany JIKA anda membaca ini,  mungkin akan anda abaikan dan mungkin juga anda hinakan, karena menutup hati karena nasihat tidak akan terasa akibat dosanya dan anda tidak akan risih dengan benjolan dan aroma tidak sedap dari akibat dosa itu,  karena JIKA........ Tidak terjadi hari ini


Selasa, 13 Oktober 2020

         Memiliki gelar yang disegani masyarakat adalah hal yang sangat diharapkan apalagi kalau gelar itu merupakan gelar kehormatan yang membuat semua manusia memperhitungkan semua ucapan, tingkah dan titahnya, bak seorang raja yang tinggal tunjuk kiri dan kanan, semua mengikuti apa yang di mauinya, namun pernahkah kita sadari bahwa semua itu sebenarnya hanya hiasan dunia yang sering menjadikan manusia tersebut justru meninggalkan perkara akhirat ?

      Di dalamAl-Qur'an banyak ayat-ayat yang menceritakan prilaku ini,sehingga Allah mengelari manusia sebagai makhluq yang banyak keluh kesah dan banyak kufur terhadapnikmat Allah, bahkan anehnya lagi mereka megnetahui akan hal itu namun tak mau merubahnya. di dalam surat al-ma'arij Allah berfirman

إِنَّ الْإِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا


Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir. (QS. Al-Ma’arij; 19-21)


Haluu’aa diambil dari suku kata hala’a yang secara bahasa dapat diartikan; kaget, terkejut, takut panik, dan ngeri yang dalam ayat ini ditafsirkan sebagai sifat keluh kesah.



Imam Syaukani dalam Tafsir Fathul Qadir menafsirkan sifat kaluh kesah adalah seseorang yang jika mendapatkan kebaikan tidak bersyukur dan jika tertimpa keburukan tidak bersabar.


Dalam ayat ini menjelaskan bahwa di antara sifat asli manusia adalah gampang mengeluh jika ditimpa kesusahan dan kikir jika mendapatkan nikmat, ia lupa bahwa dalam rejeki yang ia peroleh sesungguhnya terselip hak-hak orang yang membutuhkan, seperti fakir miskin dan lainnya.


Adapun agar terhindar dengan sifat-sifat tersebut, Allah kemudian menjelaskan dalam potongan ayat selanjutnya


إِلَّا الْمُصَلِّينَ الَّذِينَ هُمْ عَلَىٰ صَلَاتِهِمْ دَائِمُونَ وَالَّذِينَ فِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ مَعْلُومٌ لِلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ


kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya, dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta) (QS. Al-Ma’arij; 19- 25)

ayat tersebut memberikan gambaran cukup jelas kepada kita bahwa sebenarnya apayang kita miliki di duniaini hanya titipan belaka yang tidak kekal adanya,tetap berkiblat kepada arahan Allah dan Rosulnya akan menjadikan harta , tahta dan kekuasaan kita menjadi berkah dunia akhirat



Minggu, 11 Oktober 2020

        
bersedekah adalah sebuah anjuran yang disukai oleh Allah dan Rosulnya bahkan Allah mengibaratkan sedekah seperti tumbuhan yang memiliki cabang dan dari setiap cabang tersebut akan muncul cabang-cabang lainnya sebagai imbas pahala dari apa yang diberikan seseorang kepada yang membutuhkan.Dalam kaitan ini Rasulullah SAW bersabda, 

“Jauhilah api neraka walaupun hanya dengan (bersedekah) sebiji kurma, barang siapa yang tidak dapat mendapatkannya maka ia dapat (melakukannya) melalui perkataan yang baik.” (HR. Bukhari-Muslim).

dengan demikian tidak dapat diragukan lagi bahwa sedekah adalah sebuah perkara yang banyak memiliki manfaat bagi pelaku dan orang lain, namun sangat disayangkan banyak diantara kita tidak menyadari apa yang seharusnya mereka hindari ketika mereka bersedekah, karena justru dengan perbuatan inilah semua pahala sedekah akan hilang seperti debu yang tertiup angin. Diantara perbuatan tersebut adalah :

  • Menyatiki atau mengungkit-ungkit pemberian
        Allah subhanahu wata'ala berfirman di dalam surat al-Baqoroh 262 :

ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَٰلَهُمْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ ثُمَّ لَا يُتْبِعُونَ مَآ أَنفَقُوا۟ مَنًّا وَلَآ أَذًى ۙ لَّهُمْ أَجْرُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

ayat diatas menerangkan bahwa mengukit-ungkit atau menyebut-nyebut kebaikan yang pernah dia berikan kepada orang lain dapat menghapuskan pahala sedekah yang pernah diberikan, terkadang kita tak menyadarinya dengan hal ini, bahkan tidak sadar sering terjadi orang memamerkan sedekahnya melalui media sosial atau lainnya dengan niat ingin mendapatkan follower atau subcriber, atau juga dengan menyinggung pemberian yang sudah diberikan dengan maksud dan tujuan tertentu agar sipenerima mengingat-ingat jasanya.
  • tidak ikhlas
        salah satu syarat diterimanya amalsholeh adalah ikhlas dan ketika seseorang melaksanakan sebuah perintah namun di dalam hatinya tidak ada keihlasan maka hilanglah sudah apa yang sudah dia lakukan, amalnya menjadi sia-sia, " Setiap amal perbuatan tergantung dari niatnya"

  semoga 2 halini cukup memberikan penyadaran kepada kita akan pentingnya menjaga pahala yang sudah kita usahakan untuk bekal kita diakhirat nanti


Rabu, 07 Oktober 2020

     اللَّهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ لَهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

“Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia (pula) yang menyempitkan baginya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu” (Al-‘Ankabuut: 62)


Tidak ada rezeki yang tertukar,  tidak ada rezeki yang melebihi apa yang sudah digariskan Allah bahkan sebaliknya tidak ada pula rezeki yang dikurangi, semua sudah memiliki takaran masing-masing, jangan pernah mengeluh dengan apa yang didapat hari ini,  dan jangan merasa diri kita terhinakan dengan sedikitnya rezeki yang diperoleh, karena semua itu akan menjauhkan diri manusia dari rasa syukur kepada Allah, hal ini sebagaimana  difirmankan Allah di dalam surat al-Fajr :

فَأَمَّا الْإِنْسَانُ إِذَا مَا ابْتَلَاهُ رَبُّهُ فَأَكْرَمَهُ وَنَعَّمَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَكْرَمَنِ . وَأَمَّا إِذَا مَا ابْتَلَاهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَهَانَنِ . كَلَّا بَلْ لَا تُكْرِمُونَ الْيَتِيمَ

“Maka, adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu memuliakannya, dan memberinya kesenangan, maka ia berkata, ‘Tuhanku telah memuliakanku’. Dan apabila Tuhan mengujinya lalu membatasi rezekinya, maka ia berkata, ‘Tuhanku menghinaku’. Sekali-kali tidak! Bahkan kamu tidak memuliakan anak yatim.” (QS. Al-Fajr: 15-17)

ayat di atas memberikan gambaran bagaimana manusia menyikapi  apa yang sudah Allah berikan kepada hambanya, mengeluh merupakan tonggak awal terjadinya kufur nikmat pada jiwa seorang manuia, yang akan berimbas kepada iri, dengki dan ketidakpuasan kepada apa yang diperolehnya, yang ujung-ujungnya menghalalkan segala cara untuk memuaskan apa yang dianggapnya kurang.

        Dengan demikian  tidak ada jalan dengan penyakit ini kecuali  banyak beristigfar dan banyak bermuhasabah diri dengan merenungi apa yang sudah Allah berikan kepada kita, pandanglah kebawah untuk urusan dunia, karena itu akan menyadarkan diri, melunturkan kesombongan dan menentramkan hati,  masih banyak dibawah kita yang tidak diberikan nikmat sebaik kita hari ini, sedangkan untuk urusan akhirat cobalah pandang keatas, karena ibadah yang kita lakukan belumlah sebaik yang mereka lakukan sehingga memacu kita untuk senantiasa meningkatkan kwalitas ibadah kita kepada Allah, yakin kan dalam hati bahwa apa yang kita peroleh hari ini  adalah ukuran terbaik yang Allah tetapkan untuk kita, Rezeki tidak akan dikurangi atau dilebihkan karena Allah lebih tau APA YANG KITA BUTUHKAN DARI PADA  APA YANG KITA PINTA  





Kamis, 01 Oktober 2020

 Toleransi adalah sikap saling menghargai antar sesama, baik dibidang kemasyakatan ataupun bidang keagamaan. Sungguh hal yang aneh jika umat islam dituduh sebagai agama yang intoleran, makanya sering kita dapati istilah islamfobia, hal ini sengaja diskenariokan oleh musuh-musuh islam agar terkesan bahwa islam adalah agama yang tidak mengenal toleransi seperti yang mereka konsepkan.


Namun pada kenyataanya merekalah justru yang melakukan intoleransi kepada umat islam, banyak terjadi di negara yang didiami oleh minoritas muslim justru malah muslim disana tertindas, terasing dan termarjinalkan dengan sejuta alasan tak berprikemanusiaan, sebut saja di Negara china, thailan, india dan beberapa negar lainnya. 

Di zaman Rosulullah hal ini pun pernah terjadi, kaum kafirin mengajak berdamai dengan umat islam dengan konsep bergantian beribadah, namun rosulullah langsung menjawab konsep mereka dengan surat al-Kafirun,

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

قُلْ يٰۤاَ يُّهَا الْكٰفِرُوْنَ ۙ 

"Katakanlah (Muhammad), Wahai orang-orang kafir!"

لَاۤ اَعْبُدُ مَا تَعْبُدُوْنَ ۙ 

"Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah,"

وَلَاۤ اَنْـتُمْ عٰبِدُوْنَ مَاۤ اَعْبُدُ ۚ 

"dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah,"

وَلَاۤ اَنَاۡ عَا بِدٌ مَّا عَبَدْ تُّمْ ۙ 

"dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,"

وَ لَاۤ اَنْـتُمْ عٰبِدُوْنَ مَاۤ اَعْبُدُ ۗ 

"dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah."

لَـكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ

"Untukmu agamamu, dan untukku agamaku."

Inilah konsep toleransi yang hakiki, yang sudah pasti kebenarannya, JANGAN AJARI KAMI KONSEP TOLERANSI, karena kami jauh lebih mengenal makna toleransi dari umat lainnya, jangan salahkan  sebagian dari kami yang kalian anggap intoleransi  jika pada kenyataanya kami hanya berpegang teguh kepada ajaran nabi kami, BAGIMU AGAMAMU DAN BAGIKU AGAMAKU, jangan ajari kami toleransi jika kami tak mau mengakui aqidahmu itu benar dan prinsip ketuhanan mu benar, karena bagi kami aqidah dan konsep ketuhanan kamilah yang paling benar, JADI JANGAN AJARI KAMI MAKNA TOLERANSI


dapatkan update data terbaru di aplikasi

dapatkan update data terbaru di aplikasi
scan kode QR dan install di hp android

Keutamaan basmalah.... Bacalah

Yayasan Mabsuth Islam Mandiri

Yayasan Mabsuth Islam Mandiri

Al-Mabsuth

Categories


Berita Islam Hari Ini

Teknologi

Serba Serbi

Politik

Keluh Kesah Nabi Zakaria

Lahdhoh

HayyaAlasSholah

HayyaAlasSholah

Jadwal Shalat


jadwal-sholat

sekilas

Ustdz Bilal Bajri

Ustadz Fuad Baswedan

Rahasia dibalik Istigfar

Ustad Zulfi Askar

(Allah Yarham) Ust Lutfi YusufDegel

Ustad Azhar Seff

Dhoef

Flag Counter

Usaha dan kreasi

AHLAN WASAHLAN

AHLAN WASAHLAN

Popular Posts

Gisoh wa Rahat